Tazkiyatun Nafs

Rasulullah SAW bersabda bermaksud:

Sesungguhnya Allah memiliki seratus rahmat, Dia menurunkan satu rahmat daripada-Nya untuk manusia, jin, serangga dan binatang.
Dengan satu rahmat itu mereka saling berkasih sayang.

Dengan satu rahmat itu binatang buas mengasihi anaknya.

Dia menangguhkan lagi kurniaan sembilan puluh sembilan rahmat, dengan itu Dia akan merahmati hamba-Nya pada hari kiamat.

(Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Friday, February 25, 2011

solehahnya engkau.....♥ ♥ ♥




Bismillahirrahmanirrahimm....
** WANITA S0LEHAH**

Wajahnya...
Senyumnya...
Terus terpancar dalam dirinya ...
wahai kaum hawa siapakah dirimu...??
dengan jilbab dan pakaianmu yang begitu menawan ...
dengan sejuta kasihmu kepada Sang Khaliq..
yang membuat kaum adam menjadi amat kagum oleh keelokkan dirimu...

Subhanaallah...!!
Dia adalah seorang wanita SOLEHAH...
dengan tutur katanya yang lembut dan bijak...
seakan kaulah makhluk Tuhan yang paling sempurna...
disetiap kau melihat seseorang yang bukan muhrimmu,,kau selalu mnjaga pandanganmu..
kaupun selalu menjaga lisanmu dengan lafadz Allah Ta'ala...

wahai wanita solehah...
mengapa dirimu begitu nyaman...
bila tiap didekatnya...
akan merasakan kedamaian yang dalam..
dia pun selalu menjaga kesuciannya dengan basuhan air wudhu ..
begitu lengkapkah dirimu wahai wanita solehah...
dan begitu besarnya rasa cintamu kepada Sang Khaliq..
Sungguh ..siapa yang tak ingin kaum adam dengannya...
hanya orang bodohlah yang meremehkan wanita se-solehah ini...!!!

Subhanaalah...Maha Suci Allah yang telah menciptakan dia sesempurna ini!!!
selain pintar ,,,diapun amat cantik dimata Allah dan dimata orang yang melihatnya...!!!
Subhanaalah walhamdulillah...!!!

----------------------------------------
-------------------------------

♥ ♥ ♥ ♥ aku ingin menjadi seperti dia..............allahumma amenn♥ ♥ ♥ ♥
Read more...

~::*Bangganya menjadi MUSLIMAT*::~





Wanita muslimah laksana bunga yang menawan, wanita muslimah yang solehah bagaikan sebuah perhiasan yang tiada ternilai harganya. Begitu indah, begitu berkilau dan menentramkan…

Asaalamualaikum, sahabat2 semua..kaifahalukum jamian?bi khair? insyaAllah,,moga setiap hari dalam hidup kita, sentiasa ada rasa ingin berubah dan menyumbang sesuatu utk ISLAM,,insyaAllah,,


Saudariku,catatan kecil ini untuk diriku, dirimu,dan anda semua yang bergelar Muslimah.

Ukhti Fillah,,
Engkau adalah bunga kehidupan,teramat sayang bila memperlakukanmu dengan kasar kerana hal itu akan merusak keindahan yang ada dalam dirimu dan menodai kesempurnaanmu sehingga menjadikanmu layu tak berseri.

Allah SWT telah memuliakanmu, mensucikanmu dan mengangkat darjatmu dalam agama ini,

kerana itu raihlah ia dengan memupuk ketaatanmu pada-NYA,

meragut benang-benang kehidupanmu diatas jalan Allah dan manhaj Rasul-Nya agar kebahagiaan tak pernah jemu menghampirimu.
Ingatlah selalu firman-Nya:

"Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasulnya,maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar" (Al-Ahzab:71)

Campakkanlah selalu dalam hatimu, bahawa berjalan diatas kebenaran (sunnah) ibarat memegang bara api,
banyak halangan dan rintangan yang menghalangimu.

Lihatlah keluar,
musuh kita bersatu padu untuk menghancurkan kita.

Dengan segenap daya dan upaya mereka ingin agar kita melepaskan pakaian akhlak dan rasa malu dari diri kita,
sehingga mereka lebih berleluasa menerobosng agama ini.

Sungguh aku tidak ingin dirimu dan juga diriku (dengan izin Allah) menjadi korban.
Kerana itu palingkanlah wajahmu dari mereka dan sambutlah dengan penuh suka cita jalan kebenaran yang di tawarkan Allah dan Rasul-Nya.

Peganglah tali kendali itu dengan sekuat tenaga agar tidak jatuh dalam kehancuran.
Kuatkanlah keteguhanmu berpegang pada agamamu,dengan menjaga rasa malumu dan beriltizam dengan hijabmu.

Ukhti Fillah..
Sesungguhnya mereka iri dengan apa yang kita miliki,
Sadarkah engkau saudariku??
Engkau adalah wanita berkedudukan tinggi, engkau wanita dengan kemuliaan,
kesucian dan kehormatan yang tinggi.

Kedudukanmu tinggi kerana Al-Qur'an,
engkau mulia dengan iman dan suci kerana engkau berpegang teguh pada agama ini.

Oleh kerana itu engkau adalah mutiara yang teramat mahal, tidak sembarang orang boleh menyentuhnya apalagi menyakitinya.
Itulah kelebihan dan keistimewaan yang tidak akan kau dapati selain dalam agama ini.

Wahai,Ukhti Fillah yang senantiasa solat dan sujud kepada Dzat Yang Maha Hidup dan terus menerus mengurus makhlukNYA dan menundukan pendengaran dan penglihatan untuk-Nya,
cukuplah hadist Rasulullah berikut sebagai penyejuk hati:

"Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita solehah" (H.R.MUSLIM).



Ya Ukhti,engkau adalah sebaik-baik perhiasan dunia, engkau adalah harapan agama,
yang di harapkan dapat melahirkan generasi robbani. Perhiasan itu tidak mudah di dapat,
harganya terlalu mahal dan menjaganya pun tidaklah mudah. Setiap hamba Allah ingin mendapatkanya,
namun tidak semua bisa memilikinya.

Ia memberikan kesejukan di kala hati gersang dan menyegarkan pandangan di kala mata suram.
Perhiasan dunia itu,dalam kehidupanya senantiasa menampakan kemuliaan dirinya.

Bagaikan sekuntum mawar yang sedang mekar,harumnya tergambar dari pribadinya yang santun.
Tegas bicaranya, tunduk pandanganya,

Sedikitpun tidak ada keraguan dalam hati suaminya, jika meninggalkanya di rumah.
Ia menjaga harta suaminya, mendidik anak-anaknya dan senantiasa menjaga kehormatan diri dan suaminya. Ia tidak pernah berputus asa,

Ia senantiasa menjaga kesucian dirinya. Serta ia tidak mudah mengeksploitasi diri dan kehormatanya,
di saat wanita lain asyik memilih busana trendi, sibuk mencantikkan tubuh dan wajah, berlomba-lomba mempamerkan aurat mereka, engkau justru tampil dalam kesahajaan.
Ingatlah selalu saudariku, bunga yang istimewa hanya untuk yang istimewa.

Ukhti Fillah...
Itulah gambaran tentang dirimu. Sungguh teramat agung kedudukanmu.
Maka senantiasalah bersyukur kepada-Nya atas semua kurnia,rahmat dan petunjuk-Nya.
Takutlah engkau pada Allah dan laksanakan tugas-tugas yang Dia wajibkan kepadamu agar engkau termasuk dalam golongan hambaNya yang selamat dan bahagia di dunia maupun di akhirat.

Jagalah akhlakmu,
jagalah pakaianmu,&
jagalah pandanganmu.

khusus buat diriku,,hamba Allah yg hina..
Read more...

♥Diari Cinta buatmu♥




Saudariku,catatan kecil ini untuk diriku, dirimu,dan anda semua yang bergelar Muslimah.

Ukhti Fillah,,
Engkau adalah bunga kehidupan,teramat sayang bila memperlakukanmu dengan kasar kerana hal itu akan merosakkan keindahan yang ada dalam dirimu dan menodai kesempurnaanmu sehingga menjadikanmu layu tak berseri.

Allah SWT telah memuliakanmu, mensucikanmu dan mengangkat darjatmu dalam agama ini,

kerana itu raihlah ia dengan memupuk ketaatanmu pada-NYA,

meragut benang-benang kehidupanmu diatas jalan Allah dan manhaj Rasul-Nya agar kebahagiaan tak pernah jemu menghampirimu.
Ingatlah selalu firman-Nya:

"Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasulnya,maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar" (Al-Ahzab:71)

Campakkanlah selalu dalam hatimu, bahawa berjalan diatas kebenaran (sunnah) ibarat memegang bara api,
banyak halangan dan rintangan yang menghalangimu.

Lihatlah keluar,
musuh kita bersatu padu untuk menghancurkan kita.

Dengan segenap daya dan upaya mereka ingin agar kita melepaskan pakaian akhlak dan rasa malu dari diri kita,
sehingga mereka lebih berleluasa menerobosng agama ini.

Sungguh aku tidak ingin dirimu dan juga diriku (dengan izin Allah) menjadi korban.
Kerana itu palingkanlah wajahmu dari mereka dan sambutlah dengan penuh suka cita jalan kebenaran yang di tawarkan Allah dan Rasul-Nya.

Peganglah tali kendali itu dengan sekuat tenaga agar tidak jatuh dalam kehancuran.
Kuatkanlah keteguhanmu berpegang pada agamamu,dengan menjaga rasa malumu dan beriltizam dengan hijabmu.

Ukhti Fillah..
Sesungguhnya mereka iri dengan apa yang kita miliki,
Sadarkah engkau saudariku??
Engkau adalah wanita berkedudukan tinggi, engkau wanita dengan kemuliaan,
kesucian dan kehormatan yang tinggi.

Kedudukanmu tinggi kerana Al-Qur'an,
engkau mulia dengan iman dan suci kerana engkau berpegang teguh pada agama ini.

Oleh kerana itu engkau adalah mutiara yang teramat mahal, tidak sembarang orang boleh menyentuhnya apalagi menyakitinya.
Itulah kelebihan dan keistimewaan yang tidak akan kau dapati selain dalam agama ini.

Wahai,Ukhti Fillah yang senantiasa solat dan sujud kepada Dzat Yang Maha Hidup dan terus menerus mengurus makhluknya dan menundukan pendengaran dan penglihatan untuk-Nya,
cukuplah hadist Rasulullah berikut sebagai penyejuk hati:

"Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita solehah" (H.R.MUSLIM)

Ya Ukhti,engkau adalah sebaik-baik perhiasan dunia, engkau adalah harapan agama,
yang di harapkan dapat melahirkan generasi robbani. Perhiasan itu tidak mudah di dapat,
harganya terlalu mahal dan menjaganya pun tidaklah mudah. Setiap hamba Allah ingin mendapatkanya,
namun tidak semua bisa memilikinya.

Ia memberikan kesejukan di kala hati gersang dan menyegarkan pandangan di kala mata suram.
Perhiasan dunia itu,dalam kehidupanya senantiasa menampakan kemuliaan dirinya.

Bagaikan sekuntum mawar yang sedang mekar,harumnya tergambar dari pribadinya yang santun.
Tegas bicaranya, tunduk pandanganya,

Sedikitpun tidak ada keraguan dalam hati suaminya, jika meninggalkanya di rumah.
Ia menjaga harta suaminya, mendidik anak-anaknya dan senantiasa menjaga kehormatan diri dan suaminya. Ia tidak pernah berputus asa,

Ia senantiasa menjaga kesucian dirinya. Serta ia tidak mudah mengeksploitasi diri dan kehormatanya,
di saat wanita lain asyik memilih busana trendi, sibuk mengindahkan tubuh dan wajah, berlumba-lumba mempamerkan aurat mereka, engkau justeru tampil dalam kesahajaan.
Ingatlah selalu saudariku, bunga yang istimewa hanya untuk yang istimewa.

Ukhti Fillah...
Itulah gambaran tentang dirimu. Sungguh teramat agung kedudukanmu.
Maka senantiasalah bersyukur kepada-Nya atas semua karunia,rahmat dan petunjuk-Nya.
Takutlah engkau pada Allah dan laksanakan tugas-tugas yang Dia wajibkan kepadamu agar engkau termasuk dalam golongan hambaNya yang selamat dan bahagia di dunia maupun di akhirat.

Jagalah akhlakmu,
jagalah pakaianmu,&
jagalah pandanganmu.

ikhlas dr:شوقة الإيمان الملاكي
Read more...

Saturday, February 12, 2011

V̶a̶l̶e̶n̶t̶i̶n̶e̶s̶ ?? Maulidur RASUL?


♥Allah, aku berlindung padaMu dari hati yang melihat ada nikmat dalam maksiat, dari jiwa yang merasa sengsara dalam kebajikan. Allah, aku berlindung padaMu dari lemah niat di kala harus berbakti, dari tinggi hati saat berhasil mentaati. Ameen...♥

14 Februari 2011 - V̶a̶l̶e̶n̶t̶i̶n̶e̶s̶ , ♥♥♥♥♥ 15 Februari 2011 Maulid Nabi

Valentine's Day bukan perayaan orang Islam, ye. Kasih sayang dalam Islam adalah universal, bukan bermusim. Kasihilah insan di sekeliling kita dengan kasih sayang kerana Allah, kasih atas dasar aqidah yang menyelamatkan kita dari azab & kemurkaan Allah. Moga kita juga beroleh kasih sayangNYA yang Maha Agung!

Say NO to VALENTINE!!!

V̶a̶l̶e̶n̶t̶i̶n̶e̶s̶ ?? Maulidur RASUL??seseorg yg menyambut hari valentine seolah2 dia telah merosakkan AKIDAHnya.....renung2kan lah
Read more...

Friday, February 11, 2011

TidakTerkenal Di Bumi, Tetapi Terkenal Di Langit

Saidina Umar R.A berkata kepada Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassalam “Engkau lebih ku cintai dari segala sesuatu melainkan diriku.” Lalu Baginda Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassalam bersabda: “Tidak wahai Umar,sehinggalah daku lebih kau kasihi dan cintai dari dirimu.” Saidina Umar lantas berkata : “Demi ALLAH, engkau sekarang lebih ku kasihi dari diriku.” Sabda Baginda Shollallahu Alaihi Wassalam pula: “Sekarang (sempurnalah iman kamu), wahai Umar.”

[Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Sahih beliau, juz. 6 m/s 2445]

Kecintaan Terhadap Saiyyidina Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassalam : Bersempena Maulid Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassalam 1432H

Tidak Terkenal di Bumi, Tetapi Terkenal Di Langit

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, dadanya bidang, beliau berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, dagunya memanjang ke dada kerana selalu melihat pada tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, seorang ahli membaca Al Qur’an dan sering menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya sebagai selendang, tiada orang yang menghiraukan, beliau tidak dikenali oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit. Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk syurga, dia akan dipanggil berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa’at, ternyata Allah memberi izin kepadanya untuk memberi syafa’at sejumlah qobilah Robi’ah dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan syurga tiada yang ketinggalan kerana kesolehannya.

Dia adalah “Uwais al-Qarni”. Dia tidak dikenali masyarakatnya apatah lagi dengan kemiskininan yang dimilikinya, ramai yang suka mentertawakan, mengejek-ejek, dan menuduhnya sebagai tukang mengadu domba, pencuri serta berbagai macam umpatan dan penghinaan lainnya. Seorang fuqoha’ di negeri Kuffah, kerana ingin duduk dekat dengannya, telah memberikan hadiah dua helai pakaian kepada Uwais al-Qarni, pemberian hadiah tersebut disambut, namun dikembalikan olehnya seraya berkata:

“Aku khuatir, nanti ada orang yang menuduh aku, dari mana kamu dapatkan pakaian itu, pasti dari mencuri”.

Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tidak punya sanak saudara kecuali hanya ibunya yang telah tua dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekadar menampung kehidupan sehariannya bersama Si ibu, apabila ada kelebihan, dia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya. Kesibukannya sebagai penggembala dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, dia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.

Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wassalam yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya serta Wujud ALLAH SWT Tanpa Tempat. Islam mendidik setiap umat agar berakhlak mulia. Peraturan-peraturan yang terdapat di dalam Islam sangat menarik hati Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, dia segera memeluknya, kerana selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya kebenaran. Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wassalam secara langsung. Sekembalinya beliau ke Yaman, mereka memperbaharui rumah tangga mereka dengan cara kehidupan Islam.

Alangkah sedihnya hati Uwais setiap kali melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka itu telah “bertamu dan bertemu” dengan kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang dia sendiri belum termampu berbuat begitu.

Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.

Diceritakan ketika terjadi perang Uhud, Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasalam ditimpa kecederaan dan gigi baginda yang dikasihi patah kerana dilempari batu oleh musuh-musuh baginda. Khabar ini akhirnya sampai kepada Uwais. Dia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada baginda Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wassalam, walaupun beliau belum pernah melihatnya. ALLAHU ALLAH, lalu bagaimana pula dengan kita pada hari ini, yang masih curiga dengan keberadaan Sayyiddinna Muhammad Rasulillah. Sehingga ada yang membid’ahkan amalan Maulidur Rasul atau memusnahkan segala peninggalan sirah baginda.

Firman ALLAH Subhanahu Wa Taala;

“Dan (juga diutus untuk kaum) yang lain dari mereka, belum pernah berhubungan dengan mereka. Dan DIA(ALLAH Subhanahu Wa Taala) Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”

[Al-Jumaah:3]

Hari berganti hari dan musim-musim suka dan gembira terus berlalu, dan kerinduan yang tidak terbendung terhadap Sayyiddina Muhammad Rasulillah membuatkan hasrat hati Uwais al-Qarni untuk bertemu baginda Shollallahu Alaihi Wassalam tidak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya ke dalam hati, bilakah dia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah baginda dari dekat? Tetapi, bukankah dia mempunyai ibu yang sangat memerlukan penjagaannya dan tidak boleh ditingalkan sendirian, hatinya selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassalam. Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan untuk pergi menziarahi Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wassalam di Madinah. Ibu Uwais, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Si ibu amat memahami perasaan Uwais, lalu berkata:

“Pergilah wahai anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa baginda, segeralah engkau kembali pulang.”

Dengan rasa gembira dia berkemas untuk berangkat dan tidak lupa untuk menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama beliau bermusafir menemui kekasihnya dan kekasih ALLAH Subhanahu Wa Taala.

Sesudah bersalaman sambil mengucup dahi ibu yang dikasihinya, berangkatlah Uwais menuju ke Madinah dengan jaraknya lebih kurang empat ratus kilometer dari Yaman. Beliau melalui perjalanan yang begitu mencabar, Uwais tidak peduli penyamun gurun pasir, bukit yang curam, gurun pasir luas yang dapat menyesatkan serta begitu panas di siang hari, dingin malam hari, semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya susuk baginda Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wassalam yang selama ini dirindukannya.

Apabila Uwais al-Qarni tiba di kota Madinah. Beliau segera menuju ke rumah Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wassalam, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah Sayyidatina ‘Aisyah r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera, Uwais menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata baginda Shollallahu Alaihi Wassalam tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh beliau datang untuk menemui insan yang dirinduinya tetapi baginda Shollallahu Alaihi Wassalam tiada di rumah.

Did alam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kepulangan Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wassalam daripada medan perang. Tetapi, bila pula baginda akan pulang? Sedangkan, masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar dia cepat pulang ke Yaman, “Engkau harus lekas pulang”.

Kerana ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemahuannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi Muhammad Shollallah Alaihi Wassalam. Uwais akhirnya dengan berat hati memohon izin kepada Sayyidatina ‘Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi Shollallahu Alaihi Wassalam dan melangkah pulang dengan perasaan haru.

Ketika pulang dari perang, Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wassalam langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wassalam menjelaskan bahawa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Dia adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassalam, Sayyidatina ‘Aisyah r.a. dan para sahabatnya terpegun. Menurut Sayyidatina ‘Aisyah r.a., memang benar ada yang mencari Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wassalam dan orang itu segera pulang kembali ke Yaman, kerana ibunya sudah tua serta uzur sehingga dia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.

Rasulullah SAW bersabda:

“Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, dia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.”

Sesudah itu Baginda Shollallahu Alaihi Wassalam, memandang kepada Sayyidina Ali k.w. dan Sayyidina Umar r.a. dan bersabda:

“Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi”.

Tahun terus berganti, dan tidak lama kemudian Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wassalam wafat, hingga kekhalifahan Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah digantikan dengan Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wassalam tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kepada Sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama.

Sejak itu, setiap kali ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka. Di antara kafilah-kafilah itu ada yang merasa hairan, apakah sebenarnya yang terjadi sehingga Uwais al-Qorni dicari oleh kedua-dua sahabat rafik Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wassalam ini. Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka.

Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, segera Khalifah Umar r.a. dan Sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan bahawa dia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, mereka berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qorni.

Tiba di khemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar r.a. dan Sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun, Uwais sedang melaksanakan solat. Setelah mengakhiri solatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu berjabat tangan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wassalam. Memang benar! Dia penghuni langit.

Dan ditanya Uwais oleh Sayyidina Umar r.a dan Sayyidina Ali k.w,”Siapakah nama saudara?”

“Abdullah”, jawab Uwais.

Mendengar jawaban itu, kedua sahabat Rasulullah turut tertawa dan mengatakan :

“Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?”

Uwais kemudian berkata:

“Nama saya Uwais al-Qorni”.

Dalam bualan mereka, diketahuilah bahawa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, dia baru dapat bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan mendo’akan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada Khalifah:
“Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”.

Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata:

“Kami datang ke sini untuk mohon do’a dan istighfar dari anda”.

Kerana desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar. Setelah itu, Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan wang negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya. Segera Uwais menolak dengan santun serta berkata :

“Hamba mohon supaya hari ini sahaja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”

Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam serta tidak kedengaran beritanya. Tetapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan dibantu oleh Uwais, waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin taufan bertiup dengan kencang.

Akibatnya, hempasan ombak telah memukul kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat. Pada saat itu, kami melihat seorang lelaki yang mengenakan selimut berbulu di hadapan kapal yang kami tumpangi, lalu kami memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan solat di atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu.

“Wahai waliyullah, Tolonglah kami!”

Tetapi lelaki itu tidak menoleh. Lalu kami berseru lagi,

“Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami!”
Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata:

“Apa yang terjadi?”

“Tidakkah engkau melihat bahawa kapal ini ditiup angin dan dipukul ombak dahsyat?” tanya kami.

“Dekatkanlah diri kalian pada Allah!” katanya.

“Kami telah melakukannya.”

“Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca Bismillahirrahmaanirrahiim!”

Kami pun keluar dari kapal satu persatu dan berkumpul. Pada saat itu jumlah kami lima ratus orang lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan kapal kami berserta isinya tenggelam ke dasar laut. Lalu orang itu berkata pada kami,

“Tidak mengapa harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat.”

“Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan?” Tanya kami.

“Uwais al-Qorni”. Jawabnya dengan singkat.

Kemudian kami berkata lagi kepadanya,

“Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir.”

“Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membahagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?” tanyanya.

“Ya,”jawab kami.

Orang itu pun melaksanakan solat dua rakaat di atas air, lalu berdo’a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya dan meneruskan perjalanan.

Setibanya di Madinah, kami membahagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang tertinggal. Beberapa waktu kemudian, tersiar khabar kalau bahawa Uwais al-Qorni telah kembali ke rahmatullah.

Anehnya, pada ketika jenazah Uwais al-Qorni akan dimandikan tiba-tiba ramai orang yang berebut-rebut untuk memandikannya. Dan ketika jenazah Uwais dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafankan, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafankanya. Demikian pula ketika orang hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan jenazah dibawa menuju ke tanah perkuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.

Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan,

“Ketika aku ikut menguruskan jenazahnya hingga aku pulang dari menghantarkan jenazahnya, lalu aku berniat untuk kembali ke tempat kuburnya untuk memberi tanda [batu nisan] pada kuburnya, akan tetapi sudah tidak terlihat bekas kuburannya.”

(Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan Sayyidina Umar r.a.)

Berita kematian Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak perkara-perkara yang menghairankan telah berlaku. Kehadiran ramai orang yang tidak dikenali untuk menguruskan jenazah dan pengembumiannya, sedangkan Uwais adalah seorang fakir yang tidak dihiraukan orang. Sejak dia dimandikan sehingga jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ pasti ada orang-orang yang telah bersdia melaksanakannya terlebih dahulu.

Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling terrtanya-tanya:

“Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni? Bukankah Uwais yang kita kenali, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa harta, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala kambing dan unta? Tetapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenali. Mereka datang dalam jumlah yang ramai. Apakah mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk menguruskan jenazah dan pengembumianya.”

Ketika itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapakah “Uwais al-Qorni”, ternyata dia tidak terkenal di bumi tetapi menjadi terkenal di langit.
Read more...

Umar bin Abdul Aziz

Kelahiran Umar bin Abdul Aziz

Saat itu, Ummi Ashim menikah dengan Abdul Aziz bin Marwan. Abdul Aziz adalah Gubernur Mesir di era khalifah Abdul Malik bin Marwan (685 – 705 M) yang merupakan kakaknya. Abdul Mallik bin Marwan adalah seorang shaleh, ahli fiqh dan tafsir, serta raja yang baik terlepas dari permasalahan ummat yang diwarisi oleh ayahnya (Marwan bin Hakam) saat itu.

Dari perkawinan itu, lahirlah Umar bin Abdul Aziz. Beliau dilahirkan di Halawan, kampung yang terletak di Mesir, pada tahun 61 Hijrah. Umar kecil hidup dalam lingkungan istana dan mewah. Saat masih kecil Umar mendapat kecelakaan. Tanpa sengaja seekor kuda jantan menendangnya sehingga keningnya robek hingga tulang keningnya terlihat. Semua orang panik dan menangis, kecuali Abdul Aziz seketika tersentak dan tersenyum. Seraya mengobati luka Umar kecil, dia berujar,

“Bergembiralah engkau wahai Ummi Ashim. Mimpi Umar bin Khattab insyaallah terwujud, dialah anak dari keturunan Umayyah yang akan memperbaiki bangsa ini.“

Umar bin Abdul Aziz menuntut ilmu sejak beliau masih kecil. Beliau sentiasa berada di dalam majlis ilmu bersama-sama dengan orang-orang yang pakar di dalam bidang fikih dan juga ulama-ulama. Beliau telah menghafaz al-Quran sejak masih kecil. Merantau ke Madinah untuk menimba ilmu pengetahuan. Beliau telah berguru dengan beberapa tokoh terkemuka spt Imam Malik b. Anas, Urwah b. Zubair, Abdullah b. Jaafar, Yusuf b. Abdullah dan sebagainya. Kemudian beliau melanjutkan pelajaran dengan beberapa tokoh terkenal di Mesir.

Semasa Khalifah Walid bin Abdul Malik memerintah, beliau memegang jawatan gabernur Madinah/Hijaz dan berjaya mentadbir wilayah itu dengan baik. Ketika itu usianya lebih kurang 28 tahun. Pada zaman Sulaiman bin Abdul Malik memerintah, beliau dilantik menjadi menteri kanan dan penasihat utama khalifah. Pada masa itu usianya 33 tahun.

Umar bin Abdul Aziz mempersunting Fatimah binti Abdul Malik bin Marwan sebagai istrinya. Fatimah binti Abdul Malik bin Marwan adalah putri dari khalifah Abdul Malik bin Marwan. Demikian juga, keempat saudaranya pun semua khalifah, yaitu Al Walid Sulaiman, Al Yazid, dan Hisyam. Ketika Fatimah dipinang untuk Umar bin Abdul Aziz, pada waktu itu Umar masih layaknya orang kebanyakan bukan sebagai calon pemangku jabatan khalifah.

Pengangkatan Umar bin Abdul Aziz sebagai Khalifah

Atas wasiat yang dikeluarkan oleh khalifah Sulaiman bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah pada usianya 37 tahun. Beliau dilantik menjadi Khalifah selepas kematian Sulaiman bin Abdul Malik tetapi beliau tidak suka kepada pelantikan tersebut. Lalu beliau memerintahkan supaya memanggil orang ramai untuk mendirikan sembahyang. Selepas itu orang ramai mula berpusu-pusu pergi ke masjid. Apabila mereka semua telah berkumpul, beliau bangun menyampaikan ucapan. Lantas beliau mengucapkan puji-pujian kepada Allah dan berselawat kepada Nabi s.a.w kemudian beliau berkata:

“Wahai sekalian umat manusia! Aku telah diuji untuk memegang tugas ini tanpa meminta pandangan daripada aku terlebih dahulu dan bukan juga permintaan daripada aku serta tidak dibincangkan bersama dengan umat Islam. Sekarang aku membatalkan baiah yang kamu berikan kepada aku dan pilihlah seorang Khalifah yang kamu reda”.

Tiba-tiba orang ramai serentak berkata:

“Kami telah memilih kamu wahai Amirul Mukminin dan kami juga reda kepada kamu. Oleh yang demikian perintahlah kami dengan kebaikan dan keberkatan”.

Lalu beliau berpesan kepada orang ramai supaya bertakwa, zuhud kepada kekayaan dunia dan mendorong mereka supaya cintakan akhirat kemudian beliau berkata pula kepada mereka: “Wahai sekalian umat manusia! Sesiapa yang taat kepada Allah, dia wajib ditaati dan sesiapa yang tidak taat kepada Allah, dia tidak wajib ditaati oleh sesiapapun. Wahai sekalian umat manusia! Taatlah kamu kepada aku selagi aku taat kepada Allah di dalam memimpin kamu dan sekiranya aku tidak taat kepada Allah, janganlah sesiapa mentaati aku”. Setelah itu beliau turun dari mimbar.

Umar rahimahullah pernah menghimpunkan sekumpulan ahli fekah dan ulama kemudian beliau berkata kepada mereka: “Aku menghimpunkan kamu semua untuk bertanya pendapat tentang perkara yang berkaitan dengan barangan yang diambil secara zalim yang masih berada bersama-sama dengan keluarga aku?” Lalu mereka menjawab: “Wahai Amirul Mukminin! perkara tersebut berlaku bukan pada masa pemerintahan kamu dan dosa kezaliman tersebut ditanggung oleh orang yang mencerobohnya.” Walau bagaimanapun Umar tidak puas hati dengan jawapan tersebut sebaliknya beliau menerima pendapat daripada kumpulan yang lain termasuk anak beliau sendiri Abdul Malik yang berkata kepada beliau: “Aku berpendapat bahawa ia hendaklah dikembalikan kepada pemilik asalnya selagi kamu mengetahuinya. Sekiranya kamu tidak mengembalikannya, kamu akan menanggung dosa bersama-sama dengan orang yang mengambilnya secara zalim.” Umar berpuas hati mendengar pendapat tersebut lalu beliau mengembalikan semula barangan yang diambil secara zalim kepada pemilik asalnya.

Sesudah Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah dan Amirul Mukminin, Umar langsung mengajukan pilihan kepada Fatimah, isteri tercinta.

Umar berkata kepadanya, “Isteriku sayang, aku harap engkau memilih satu di antar dua.”
Fatimah bertanya kepada suaminya, “Memilih apa, kakanda?”
Umar bin Abdul Azz menerangkan, “Memilih antara perhiasan emas berlian yang kau pakai dengan Umar bin Abdul Aziz yang mendampingimu.”
Kata Fatimah, “Demi Allah, Aku tidak memilih pendamping lebih mulia daripadamu, ya Amirul Mukminin. Inilah emas permata dan seluruh perhiasanku.”

Kemudian Khalifah Umar bin Abdul Aziz menerima semua perhiasan itu dan menyerahkannya ke Baitulmal, kas Negara kaum muslimin. Sementara Umar bin Abdul Aziz dan keluarganya makan makanan rakyat biasa, yaitu roti dan garam sedikit.

Setelah menjadi khalifah, beliau mengubah beberapa perkara yang lebih mirip kepada sistem feodal. Di antara perubahan awal yang dilakukannya ialah :
1) menghapuskan cacian terhadap Saidina Ali b Abu Thalib dan keluarganya yang disebut dalam khutbah-khutbah Jumaat dan digantikan dengan beberapa potongan ayat suci al-Quran
2) merampas kembali harta-harta yang disalahgunakan oleh keluarga Khalifah dan mengembalikannya ke Baitulmal
3) memecat pegawai-pegawai yang tidak cekap, menyalahgunakan kuasa dan pegawai yang tidak layak yang dilantik atas pengaruh keluarga Khalifah
4) menghapuskan pegawai pribadi bagi Khalifah sebagaimana yang diamalkan oleh Khalifah terdahulu. Ini membolehkan beliau bebas bergaul dengan rakyat jelata tanpa sekatan tidak seperti khalifah dahulu yang mempunyai pengawal peribadi dan askar-askar yang mengawal istana yang menyebabkan rakyat sukar berjumpa.

Selain daripada itu, beliau amat menitilberatkan tentang kebajikan rakyat miskin di mana beliau juga telah menaikkan gaji buruh sehingga ada yang menyamai gaji pegawai kerajaan.

Beliau juga amat menitikberatkan penghayatan agama di kalangan rakyatnya yang telah lalai dengan kemewahan dunia. Khalifah umar telah memerintahkan umatnya mendirikan solat secara berjammah dan masjid-masjid dijadikan tempat untuk mempelajari hukum Allah sebegaimana yang berlaku di zaman Rasulullah SAW dan para Khulafa’ Ar-Rasyidin. Baginda turut mengarahkan Muhammad b Abu Bakar Al-Hazni di Mekah agar mengumpul dan menyusun hadith-hadith Raulullah SAW. Beliau juga meriwayatkan hadis dari sejumlah tabiin lain dan banyak pula ulama hadis yang meriwayatkan hadis daripada beliau.

Dalam bidang ilmu pula, beliau telah mengarahkan cendikawan Islam supaya menterjemahkan buku-buku kedoktoran dan pelbagai bidang ilmu dari bahasa Greek, Latin dan Siryani ke dalam bahasa Arab supaya senang dipelajari oleh umat Islam.

Dalam mengukuhkan lagi dakwah Islamiyah, beliau telah menghantar 10 orang pakar hukum Islam ke Afrika Utara serta menghantar beberapa orang pendakwah kepada raja-raja India, Turki dan Barbar di Afrika Utara untuk mengajak mereka kepada Islam. Di samping itu juga beliau telah menghapuskan bayaran Jizyah yang dikenakan ke atas orang yang bukan Islam dengan harapan ramai yang akan memeluk Islam.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang terkenal dengan keadilannya telah menjadikan keadilan sebagai keutamaan pemerintahannya. Beliau ingin semua rakyat dilayani dengan adil tidak memandang keturunan dan pangkat supaya keadilan dapat berjalan dengan sempurna. Keadilan yang beliau perjuangan adalah menyamai keadilan di zaman kakeknya, Khalifah Umar Al-Khatab.

Pada masa pemerintahan beliau, kerajaan Umaiyyah semakin kuat tiada pemberontakan dalaman, kurang berlaku penyelewengan, rakyat mendapat layanan yang sewajarnya dan menjadi kaya-raya hinggakan Baitulmal penuh dengan harta zakat kerana tiada lagi orang yang mahu menerima zakat. Rakyat umumnya sudah kaya ataupun sekurang-kurangnya mau berdikari sendiri. Pada zaman pemerintahan Umar bin Abdul Aziz ra, pasukan kaum muslimin sudah mencapai pintu kota Paris di sebelah barat dan negeri Cina di sebelah timur. Pada waktu itu kekausaan pemerintahan di Portugal dan Spanyol berada di bawah kekuasaannya.

Kematian beliau

Beliau wafat pada tahun 101 Hijrah ketika berusia 39 tahun. Beliau memerintah hanya selama 2 tahun 5 bulan saja. Setelah beliau wafat, kekhalifahan digantikan oleh iparnya, Yazid bin Abdul Malik.

Muhammad bin Ali bin Al-Husin rahimahullah berkata tentang beliau: “Kamu telah sedia maklum bahwa setiap kaum mempunyai seorang tokoh yang menonjol dan tokoh yang menonjol dari kalangan Bani Umaiyyah ialah Umar bin Abdul Aziz, beliau akan dibangkitkan di hari kiamat kelak seolah-olah beliau satu umat yang berasingan.”

Terdapat banyak riwayat dan athar para sahabat yang menceritakan tentang keluruhan budinya. Di antaranya ialah :
1) At-Tirmizi meriwayatkan bahwa Umar Al-Khatab telah berkata : “Dari anakku (zuriatku) akan lahir seorang lelaki yang menyerupainya dari segi keberaniannya dan akan memenuhkan dunia dengan keadilan”
2) Dari Zaid bin Aslam bahawa Anas bin Malik telah berkata : “Aku tidak pernah menjadi makmum di belakang imam selepas wafatnya Rasulullah SAW yang mana solat imam tersebut menyamai solat Rasulullah SAW melainkan daripada Umar bin Abdul Aziz dan beliau pada masa itu adalah Gabenor Madinah”
3) Al-Walid bin Muslim menceritakan bahawa seorang lelaki dari Khurasan telah berkata : “Aku telah beberapa kali mendengar suara datang dalam mimpiku yang berbunyi : “Jika seorang yang berani dari Bani Marwan dilantik menjadi Khalifah, maka berilah baiah kepadanya kerana dia adalah pemimpin yang adil”.” Lalu aku menanti-nanti sehinggalah Umar b. Abdul Aziz menjadi Khalifah, akupun mendapatkannya dan memberi baiah kepadanya”.
4) Qais bin Jabir berkata : “Perbandingan Umar b Abdul Aziz di sisi Bani Ummaiyyah seperti orang yang beriman di kalangan keluarga Firaun”
5) Hassan al-Qishab telah berkata :”Aku melihat serigala diternak bersama dengan sekumpulan kambing di zaman Khalifah Umar Ibnu Aziz”
6) Umar b Asid telah berkata :”Demi Allah, Umar Ibnu Aziz tidak meninggal dunia sehingga datang seorang lelaki dengan harta yang bertimbun dan lelaki tersebut berkata kepada orang ramai :”Ambillah hartaku ini sebanyak mana yang kamu mahu”. Tetapi tiada yang mahu menerimanya (kerana semua sudah kaya) dan sesungguhnya Umar telah menjadikan rakyatnya kaya-raya”
7) ‘Atha’ telah berkata : “Umar Abdul Aziz mengumpulkan para fuqaha’ setiap malam. Mereka saling ingat memperingati di antara satu sama lain tentang mati dan hari qiamat, kemudian mereka sama-sama menangis kerana takut kepada azab Allah seolah-olah ada jenayah di antara mereka.”


Wallahu a’lam…

sumber:
klik here:
1)
2)
Read more...

Wednesday, February 9, 2011

Sirah: Amanat Penting Nabi Muhammad (SAW) Dalam Perniagaan



(Perlunya jual beli berlandaskan islam,agar hasil yang diperoleh lebih BARAKAH)



(perlu ada rukun dan sayarat jual beli..-penjual dan pembeli, barang, akad dan harga)

menyingkap sirah perjalan hidup kekasih hati Rasulullah SAW...:)

Nabi Muhammad s. a. w. sebagaimana yang kita ketahui, dipelihara oleh bapa saudaranya, Abu Talib setelah kematian datuknya, Abdul Muttalib.

Semenjak kecil lagi, baginda Rasulullah telah memperlihatkan kemuliaan akhlaknya serta keelokan budi pekertinya. Baginda pernah melakukan kerja-kerja menternak kambing dan berniaga membantu bapa saudaranya. Bermula dari sinilah titik tolak baginda menjalankan kerja-kerja perniagaan. Ketika baginda berusia dua belas tahun, baginda mengikut bapa saudaranya ke Syam atas urusan perniagaan.

Abu Talib telah membawa baginda ke Syam (Syria) bagi membantunya berniaga. Perjalanan ini merupakan perjalanan yang pertama dilakukan di luar Kota Mekah. Dalam perjalanan itu, baginda telah mengenali dunia perdagangan, menyaksikan peninggalan-peninggalan yang masih terdapat di daerah-daerah yang telah dilalui baginda dan melihat adat tradisi yang diamalkan oleh penduduk-penduduk negeri tersebut.

Pengalaman menjalankan peniagaan bapa saudaranya telah meninggalkan kesan yang jelas dalam diri baginda. Baginda dapat menjalankan perniagaan dengan baik serta mendapat keuntungan yang banyak. Apabila baginda telah agak dewasa, baginda telah mula menjalankan perdagangan baginda sendiri secara kecil-kecilan di Mekah atau pun menjalankan perniagaan dengan menggunakan modal orang lain kerana baginda sedar bapa saudaranya bukanlah terdiri daripada orang yang berada dan beliau terpaksa menyara sebuah keluarga yang besar.

Ketika baginda berusia dua puluh lima tahun, baginda telah pergi ke Syam untuk kali kedua bagi menjalankan perniagaan Sayidatina Khadijah. Sayidatina Khadijah adalah seorang janda kaya dan saudagar yang masyhur. Beliau terkenal dengan kemuliaan budi pekertinya dan kekayaan hartanya.

Pada kali ini, baginda pergi ke Syam dengan ditemani oleh Maisarah iaitu pembantu Khadijah yang amanah, baik hati dan ikhlas. Pada suatu hari, ketika baginda menjalankan perniagaan di Syam, telah berlaku pertengkaran kecil di antara orang yang datang membeli dengan baginda. Orang itu meminta baginda bersumpah dengan nama dua patung ‘latta’ dan ‘uzza’ yang dipuja dan disembah oleh orang Arab ketika itu.

Baginda menjawab dengan lembut tetapi tegas. Baginda mengatakan bahawa baginda tidak akan sekali-kali bersumpah dengan dua patung yang dibencinya itu. Keadaan ini memperlihatkan bahawa baginda rasulullah tidak sekali-kali melakukan perkara-perkara yang dilarang agama khususnya dalam perkara aqidah biar pun hal tersebut boleh membawa faedah duniawi. Baginda sentiasa mengingatkan umatnya supaya tidak selalu bersumpah kerana baginda pernah bersabda yang bermaksud:

"Elakkanlah daripada terlalu banyak bersumpah ketika menjalankan urusan perniagaan kerana ia dapat menarik pelanggan dengan mudah tetapi menghapuskan keberkatan." Rasulullah menjalankan perniagaan dengan penuh kejujuran, amanah serta ikhlas sehingga baginda mampu memperdagangkan barang-barang Khadijah dengan mendapat keuntungan yang lebih banyak daripada apa yang diperolehi oleh orang lain sebelumnya.

Pengajaran Daripada Sirah ini:

1. Rasulullah merupakan seorang yang mempunyai kefasihan dalam tutur katanya. Tutur katanya lembut, lunak didengar, tidak pernah berbohong dan sentiasa jujur. Oleh itu, tidak hairanlah apabila baginda mengendalikan perniagaan harta Khadijah, baginda memperoleh keuntungan yang banyak. Terdapat sebuah hadis yang menceritakan kefasihan baginda yang telah diriwayatkan oleh Al-Tarmizi dari Syaidatina Aishah: Bermaksud: "Adalah Rasulullah berkata-kata dengan perkataan yang terang serta jelas lagi tegas, dapat difahami oleh setiap orang yang mendengarnya (duduk bersama baginda).

2. Baginda mengutamakan keredhaan Allah dan keberkatan mencari rezeki yang halal supaya perniagaan sentiasa berada dalam garisan syariat dan terhindar daripada corak perniagaan orang-orang kafir yang terdapat unsur penipuan, riba’, pengurangan dalam timbangan dan lain-lain. Oleh itu, kejujuran, amanah, menjaga segala gerak geri dan tutur kata amat penting bagi seorang ahli perniagaan kerana sifat-sifat mulia itu akan menjadikan seseorang peniaga itu dipercayai. Rasulullah melarang jual beli barang yang mengandungi unsur tipu daya.

3. Rasulullah bekerja keras mencari penghidupan yang halal. Baginda menjalankan perniagaan bukan sahaja untuk menyara kehidupan baginda tetapi juga untuk mengukuhkan potensi baginda agar orang yang kaya tampil ke hadapan untuk menghulur modal mereka untuk digunakan oleh baginda bagi tujuan perniagaan. Muamaalah seperti ini amat digalakkan oleh Islam kerana terdapatnya unsur bantu membantu di kalangan mereka yang berada dan tidak berada. Firman Allah SWT dalam surah Al Ma’idah ayat 2: Bermaksud: "Dan hendaklah kamu bantu membantu dalam perkara-perkara kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu sekali-kali bantu membantu dalam perkara-perkara kejahatan dan permusuhan."

4. Semenjak usia baginda masih kecil lagi, baginda telah berusaha untuk menyara kehidupan dan tidak bergantung kepada bapa saudaranya. Baginda sentiasa berusaha mencari rezeki yang halal seperti menjalankan perniagaan. Perkara ini perlu dijadikan pengajaran dan iktibar bagi anak-anak muda pada masa kini.

5. Walaupun Rasulullah tidak mempunyai modal sendiri untuk berniaga, baginda sentiasa berusaha untuk menceburkan diri di dalam bidang ini dengan mengambil upah daripada orang-orang yang mempunyai modal tetapi tidak dapat melaburkan modalnya sendiri, mereka memerlukan orang lain untuk menjalankan perniagaanya.

6. Oleh kerana baginda Rasulullah telah bekerja sejak daripada muda lagi, baginda telah dikenali ramai dengan sifat kejujurannya dan ketekunannya dalam bekerja. Keadaan ini menyebabkan peluang baginda untuk menjalankan perniagaan orang-orang yang memerlukan bantuan adalah cerah.

7. Perniagaan baginda Rasulullah ke atas harta Khadijah memperlihatkan kepada kita tentang ebaik-baik harta adalah dari hasil sendiri yang dapat dimanfaatkan untuk kebaikan diri sendiri dan masyarakat seluruhnya. Manakala seburuk-buruk kemewahan ialah kemewahan yang diperolehi tanpa kesusahan dan tidak memberi sebarang manfaat kepada masyarakat.

8. Selepas baginda Rasulullah berkahwin dengan Sayidatina Khadijah, baginda masih tetap menjalankan perniagaan seperti biasa dan menjadi pengurus dan rakan perniagaan isteri baginda sehinggalah baginda diangkat menjadi rasul.

9. Baginda Rasulullah bekerja sebagai saudagar hanya untuk memenuhi keperluan hidup baginda dan bukan untuk menjadi jutawan kerana baginda tidak pernah menunjukkan kecintaan terhadap kekayaan. Oleh itu baginda menceburkan diri dalam perniagaan semata-mata untuk mencari rezeki yang halal dan memenuhi keperluan hidup seharian. Melalui penglibatannya dalam perniagaan, kita dapati bahawa baginda Rasulullah menjalankan perniagaan dengan penuh kejujuran dan keadilan. Sikap ini membuatkan pelanggan-pelanggan tidak pernah bersungut dan merasa berpuas hati dengan baginda. Tidak pernah terjadi pergaduhan di antara baginda dengan pelanggan. Segala masalah akan diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Sikap jujur, adil, amanah dan bertanggungjawab adalah merupakan prinsip asas dalam perniagaan. Prinsip ini sepatutnya menjadi contoh teladan kepada para peniaga dalam menjalankan urusniaga perniagaan.

10. Baginda Rasulullah sentiasa mengamalkan sikap baik hati dan lemah lembut ketika menjalankan perniagaan. Jabir telah meriwayatkan bahawa Rasulullah telah bersabda yang bermaksud: "Allah SWT mencucuri rahmat kepada orang yang berbuat baik ketika ia berjual, ketika ia membeli dan ketika ia membuat tuntutan."

11. Pertukaran barangan yang diadakan dengan persetujuan kedua-dua belah pihak dalam urusniaga perdagangan merupakan pertukaran yang sah dan halal. Allah melarang manusia daripada mengambil barang orang lain tanpa mendapat persetujuan dan keizinan daripada mereka. Perkara ini penting untuk mengekalkan ketenteraman dan kesejahteraan di dalam masyarakat serta untuk menjaga hubungan baik dan mesra di antara ahli sesebuah masyarakat. Firman Allah SWT di dalam surah Al-Nisa’ ayat 29: Bermaksud:

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan harta yang ada di antara kamu dengan jalan batil melainkan dengan cara jual beli suka sama suka (redha meredhai) di antara kamu." ‘Jalan yang batil’ termasuklah semua jual beli yang mengikut jalan yang salah yang bertentangan dengan hukum-hukum prinsip Islam dan yang sesat serta tidak bermoral dan beretika. Semua perniagaan hendaklah dijalankan dengan persetujuan bersama bukan dengan jalan paksaan dan penipuan. Sabda Rasulullah s. a. w. Bermaksud: "Sesungguhnya jual beli itu hanya sah dengan cara redha meredhai (suka sama suka).

12. Riba’ dalam apa jua bentuk sekali pun adalah dilarang Allah, manakala semua jenis jual beli yang tidak terkeluar daripada syariat Islam adalah halal. Firman Allah SWT. Bermaksud: "Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba’.
Read more...

Tuesday, February 8, 2011

~Ekonomi...~

Asas Kekuatan ekonomi?

Kemelut Dunia Semakin Gawat.

Ada golongan yang begitu gairah ingin menegakkan hukum Allah di muka bumi ini tetapi menjadikan asas kebendaan dan angka-angka sebagai simbol dan ukuran kepada kekuatan,kegemilangan dan kejayaan.


Golongan Ini Juga Menyangka Bahawa Merekalah Yang Benar-Benar Mampu Menegakkan hukum Allah di muka bumi ini dengan menggunakan model mereka sendiri.
Walhal tanpa disedari mereka bersikap kufur terhadap Allah kerana menjadikan hawa nafsu mereka sebagai petunjuk dalam menghukum dan menentukan matlamat perjuagan mereka.


Golongan Ini Menyangka agama Allah itu tertegak semata-mata dengan kekuatan ekonomi,politik,hiburan,IT,ketenteraan dan sebagainya.
Malah Tanpa Segan silu golongan ini menghukum bahawa tanpa semua ini Islam akan hancur dan berkubur,Islam akan ketinggalan,Islam tidak akan maju dan akan mengalami segala yang pasif dan lemah.


Inilah sangkaan mereka walhal mereka buta al-Quran & al-Hadith.
Mereka meminggirkan sejarah kegemilangan zaman Rasulullah SAW dan para sahabat yang tercatat dalam sirah baginda.
Mengapa ini terjadi?


Di zaman para sahabat golongan yang hampir dengan Allah (para aulia) dijadikan sumber rujukan bagi mendapatkan pandangan serta buah fikiran berhubung sesuatu perlaksanaan yang akan di buat oleh Khalifah.


Para sahabat bimbang sekiranya golongan ini disisih dari mengambil bahagian dalam melaksanakan hal ehwal kenegaraan kepada rakyat akan menyebabkan mereka sitipu oleh hawa nafsu mereka serta akan mendapat kemurkaan dan bala dari ALLAH.


Allah Berfirman didalam al-Quran dari surah al-Munafiqun ayat 8 yang berbunyi “Keagungan itu hanyalah bagi Allah dan RasulNya dan bagi orang-orang mukmin”.
Ini jelas membuktikan bahawa kemakmuran,kejejahteraan dan kesenangan hidup di dunia dan akhirat hanyalah dekalangan mereka yang sentiasa berusaha mengingati Allah dan menjadikan para aulia sebagai contoh dan ikutan.


Pada hakikatnya Islam itu berkembang pada nilai ketakwaan pegikutnya.Ini disebabkan seorang mukmin sejati akan mewarisi sifat-sifat Rasulullah seeperti benar,amanah,sabar dan menyampaikan kebenaran.


Seorang mukmin sejati tiidak akan mengeluh dan merungut atas apa-apa amanah yang ditugaskan kepadana kerana ia melihat tugas tersebut adalah amanah dari Allah disamping mendapat rezeki yang halal.


Sebaliknya apabila Allah SWT menganugerahkan mereka dengan kesenangan harta benda,mereka bersyukur dan mempergunakan harta tersebut untuk kebajikan umat Islam sejagat.


Inilah kekuatan orang mukmin yang digeruni oleh musuh-musuh Islam sejak dahulu hingga ke hari kiamat.


Islam melarang keras pengikutnya dari menjadikan hawa nafsunya sebagai jalan penyelesai kepada masalah ummah walaupun pada zahirnya dilihat sebagai tingakan yang menguntungkan.


Suatu kisah pernah berlaku di zaman Rasulullah SAW yang menceritakan mengenai kisah seorang pengembala kambing yang bernama Saklabah.
Saklabah merupakan keluarga yang amak miskin lalu beliau datang mengadu hal kesusahan hidupnya kepada Rasulullah SAW.


Saklabah menceritakan ia dan isterinya terpaksa berkongsi pakaian untuk melakukan solat kerana tidak mempunyai pakaian lain.
Ia akhirnya mendesak Rasulullah supaya mendoakan agar di beri kesenangan.
Pada mulanya,Rasulullah SAW melarang ia dari meminta kesenangan,tetapi Saklabah terus mendesak.


Akhirnya Rasulullah SAW pun berdoa supaya beliau diberi kekayaan.
Berkat dari doa Rasulullah SAW tersebut,maka Allah telah membiakkan dari dua ekot kambingnya kepada beribu-ribu ekor.


Ini menyebabkan Saklabah bertambah sibuk menguruskan kambing-kambingnya sehinggan beliau tidak sempat lagu untuk menghadiri solat berjemaah di masjid.


Dari satu waktu kesatu waktu Saklabah terpaksa meninggalkan solat berjamaah hinggan akhirnya beliau tidak sempat lagi untuk datang bersolat jamaah dan juga tidak sempat lagi untuk solat jumaat disebabkan sibuk menguruskan ternakannya.


Lebih malang lagi apabila ia tidak menggeluarkan zakat kerana tamakkan hartanya.
Akhirnya Saklabah mati dalam mengingkari hukuman Allah SWT.


Begitulah antara pengajaran yang menceritakan bagaimana tipuan syaitan ke atas manusia yang mulanya merupakan seorang yang beriman tetapi apabila di uji oleh Allah dengan kekayaan telah menjadikannya bersifat bakhil dan kufur.


Inilah yang kebanyakan berlaku kepada orang islam waktu ini.
Pada peringkat awal perniagaanya,ia berupaya melakukan ibadat kepada Allah SWT,tetapi sebaik sahaja telah dianugerahkan sediki kemewahan,ia sudah mula lupa daratan.


SANGKAAN KITA BAHAWA APABILA ADA HARTA BARULAH SENANG UNTUK BERIBADAT,INI AWAL-AWAL LAGI SYAITAN TIPU


Tiada masa untuk ke masjid dan akhirnya tiada masa untuk melakukan solat.
Sebelum ini mereka tidak pandai memanjat bukit Genting (Casino) yang tinggi.Dulu setahun sekali mengerjakan umrah,sekarang ke Dumai dan Golok sudah lumrah.


Inilah kesannya apabila iman yang belum cukup teguh bertapak di dalam hati.
keadaaan ini menyebabkan diri mudah dipermainkan oleh hawa nafsu dan syaitan serta diperbudak-budakkan oleh air,api,tanah dan angin.
Kekuatan ekonomi bukanlah asa utama untuk membentuk keimanan.Jika kita menyatakan bahawa dengan kekuatan ekonomi barulah Islam akan bertegak teguh,bersatu dan maju�
Lihatlah apa yang telah terjadi kepada negara-negara Islam sejak berpuluh tahun yang lampau tetapi masih tidak mampu melaksanakan syariat Islam,mundur dan berperang sesama sendiri.


Walhal,jika hendak dibandingkan kekayaan yang ada di dunia ini tidak kurang dimiliki oleh orang-orang Islam sendiri.
Penguasaaan minyak dunia Keseluruhannya dimiliki oleh negara-negara Islam tetapi kemanakah perginya kekayaan tersebut?
Begitu juga dalam bidang pertanian,perniagaan dan sebagainya tidak kurang domonopoli oleh orang-orang islam.


Bahkan wang zakat umat Islam juga telah mencecah berbillion ringgit tetapi kemanakah perginya wang itu?


Tidak dinafikan ada golongan yang sanggup untuk menyumbang ke arah pembangunan agama,tetapi berapa ramaikah yang benar-benar ikhlas ke arah itu?
Kebanyakkannya menyumbangkan hanya sebilangan kecil dari kekayaan mereka jika dibandingkan dengan harta yang digunakan untuk kemewahan diri sendiri dan memuaskan kehendak hawa nafsu mereka.


Jika kita singkap kembali di zaman Rasulullah SAW yang memimpin dan membentuk kerajaan Islam ketika itu,kita mendapati umat Islam ketika itu berada dalam keadaan serba miskin.Segala kekayaan yang dimiliki oleh beberapa tokoh jutawan Islam sebelum itu seperti Saidina Abu Bakar r.a,Abdul Rahman bin Auf r.a dan beberapa lagi telah habis digunakan untuk menegakkan perjuangan Rasulullah dan Islam.
Mereka telah menghabiskan keseluruhan harta mereka untuk menegakkan agama.
Namun dalam keadaan serba miskin tersebut Baginda Rasulullah dapat mentadbir negara dengan penuh cemerlang,tiada berlaku amalan rasuah,penipuan,salah guna kuasa,kadar jenayah yang sedikit dan negara berada dalam keadaan aman.


Susulah dari itu kegiatan perdaganganmelalui jalan laut telah membuka era baru kepada perkembangan ekonomi umat Islam ketika itu.
Rahmat dan barakah dari perjuangan Rasulullah SAW itulah perkembangan ekonomi umat islam mula berkembang.


Rentetan dari zaman para sahabat pula menyaksikan perdagangan umat Islam telah menular keseluruh pelusuk dunia disamping perkembangan dakwah yang dibawa oleh para pedagan Islam.

Kesan dari perkembangan perdagangan dan penyebaran Islam oleh para pedagang Islam inilah kita di Asia Tenggara ini diberikan rahmatNya utuk menerima Islam.
Punca utama kejayaan ekonomi yang dipelopori oleh pedagang Islam ketika itu adalah kerana ketinggian akhlak Islam yang disebatikan dalam urusan perdagangan oleh para pedagang tersebut.
Sifat-sifat terpuji yang dimiliki Rasulullah SAW dijadikan idola dan penghayatan oleh para pedagangan Islam dalam melaksanakan urusan perdagangan dengan mereka dengan seluruh masyarakat di seluruh ceruk rantau.
Sifat-sifat amanah,tidak menipu,bertolak ansur dan benar dalam segala urusan menjadikan para pedagang Islam dihormati dan disenangi oleh semua golongan yang berurusan dengan mereka.
Sejarah dunia juga membuktikan bahawa bagaimana pedagang-pedagang eropah terpaksa mencari pasaran baru di pelabuhan lain kerana tidak sanggup menyaingi kehebatan para pedagang Islam yang berakhlak mulia itu.
Bukan sekadar itu,Kesan dari kejayaan para pedagang Islam yang berjaya menguasai lepabuhan demi pelabuhan dunia ketika itu,perkembangan agama Islam juga turut tersebar.


Ini juga antara bukti bahawa Islam itu berkembang bukan politik sebagaimana agama-agama lain di dunia seperti agama kristien yang di sebar melalui penjajahan kuasa barat ke atas negara lain.
Hakikatnya Islam dikembangkan oleh para pedagang yang bukan berasaskan memaksa orang lain untuk memeluk Islam tetapi disebabkan akhlak mulia yang dibawa oleh para pedagang Islam sehingga berjaya menarik minat masyarakat setempat untuk menerima Islam.


Islam tidak menafikan bahawa kemajuan ekonomi adalah perlu dalam memajukan umat Islam tetapi ia bukanlah matlamat sebenar.
Kaum sufi melihat sumber kekayaan itu adalah anugerah ilahi sebagaimana sumber minyak di negara Arab tetapi lantaran sifat tamak,sombong dan ingkar dengan syariat Allah maka Allah menurunkan bala sehingga menjadikan bahan mentah tersebut di kuasai oleh musuh-musuh Islam.


Islam juga melihat sumber kekayaan dan hasil kemakmuran negara boleh dinikmati oleh setiap golongan rakyat dan bukannya hanya dimiliki oleh beberapa golongan sahaja.
Lihatlah ketika zaman Rasulullah SAW,tidak semua sahabat yang hidup bersama Rasulullah SAW mengumpulkan harta semata-mata untuk kepentingan dirinya sendiri kecuali Saklabah yang kita perkatakan sebentar tadi.


Hatta sewaktu wafatnya Rasulullah SAW baginda tidak meninggalkan walau sedikit harta.Kalau harta menjadi tunggak kejayaan Islam,nescaya Rasulullah SAW akan meninggalkan harta kepada anak cucu baginda;tetapi ini bukannya tunggak,hanya keperluan sahaja selepas kejituan iman.


Pernah satu peristiwa Rasulullah SAW bersabda “Tuhanku telah menawarkan kepada aku untuk menukarkan bukit-bukau yang terdapat di Mekah menjadi emas.
Tetapi aku menadahkan tanganku dan berdoa kepada Allah;Ya Allah! Aku suka makan pada suatu hari dan lapar pada suatu hari yang berikutnya supaya aku dapat megingati Engkau apabila aku lapar dan memuji-mujiMu serta mensyukuri nikmat Engkau apabila aku kenyang”.

Jika Rasulullah SAW sebagai ikutan kita telah berdoa kepada Allah supaya tidak dilimpahkan dengan kekayaan,kenapa pula kita menyatakan bahawa kekuatan umat Islam terletak pada harta-benda semata-mata?
Sudah menjadi Sunnatullah dan Sunnatulrasul bahawa bagi menegakkan agama Islam kita hanya memerlukan kekuatan keimanan terlebih dahulu.


Ekonomi hanyalah keperluan bukannya matlamat. Matlamat kita ialah beriman kepada Allah
Read more...